Menemukan sebuah kenyamanan akan suatu hal baru bukanlah perkara
yang termasuk mudah. Ketika sudah berdiam dalam zona nyaman, rasanya pasti
tidak ingin keluar dari dalamnya dan itulah tantangan besar yang harus dihadapi
oleh manusia dalam hidupnya, keluar dari zona nyaman untuk mencoba hal baru dan
menemukan zona nyaman yang baru. dan itu pun terjadi pada saya.
Mencoba keluar dari zona nyaman yang sudah sangat nyaman
sebelumnya untuk mencoba hal baru, selalu beresiko untuk merasa
"risih" di awal mulanya. yang mulanya merasa begitu nyaman dengan
celana jeans dan kaos atau kemeja dilengkapi sebuah jilbab segi empat ala
kadarnya kemudian mencoba untuk mengubah penampilan perlahan adalah sebuah
tantangan untuk diri sendiri.
Belajar menanggalkan celana jeans sesekali, dan kemudian
menggantinya dengan rok kain panjang yang harus dilengkapi dengan legging rasanya
agak ribet. Belum lagi kesulitan untuk memadu padankan antara rok panjang dan
atasan rasanya jauh lebih ribet. Memadukan warna dan jenis atasan yang akan
digunakan sebelum pergi berangkat ke kuliah, yah mungkin saya sendiri yang bisa dibilang “rempong”. Tapi ya begitulah
saya, tidak suka melihat penampilan sendiri terlihat aneh dengan berpakaian
yang tidak match satu sama lain.
Alhasil, setiap akan pergi kemanapun, scanning
isi lemari adalah hal yang wajib dilakukan.
Mulanya, saya hanya satu dua kali mengenakan
rok kemudian esok harinya berganti menggunakan kembali celana jeans dan akan
begitu lama selangnya untuk kembali mengenakan rok. Hingga suatu saat, entah
darimana datangnya pikiran dan keinginan untuk mencoba setiap hari memakai rok
untuk pergi ke kampus, dan alhamdulillah keinginan itu di ridhoi sampai
akhirnya ada rasa nagih untuk terus
menjadi seperti itu.
Melakukan suatu hal yang tidak biasa
dilakukan, selalu mengundang berbagai pertanyaan maupun sekedar komentar yang
datang dari kalangan teman sendiri, apalagi lingkungan sekitar lebih banyak
berisi para lelaki dibanding perempuan. Kekuatan mental memang terkadang diuji
ketika memutuskan untuk keluar dari zona nyaman, dan saya pun merasakannya,
tapi yasudahlah, mereka hanya belum terbiasa. Suatu saat hal ini pasti akan
menjadi biasa dan wajar.
Hingga akhirnya, celana jeans yang dulu lebih
sering digunakan kemana pun, kini lebih sering menghiasi tumpukan di dalam
lemari, hanya sesekali digunakan pada saat saat tertentu dan saya mulai gemar
dan senang membeli rok maupun long dress berbagai
model dan warna yang berbeda-beda untuk koleksi :D
Seiring berjalannya waktu, entah apalagi yang
mendorong saya untuk kembali menantang diri sendiri untuk keluar dari zona
nyaman yang lain. Jika sebelumnya masalah busana, sekarang beralih ke masalah
jilbab. Dari dulu saya bukan tipikal orang yang gemar mengenakan jilbab dengan
model model unik yang sedang trend saat
ini, meski pernah sesekali mencobanya tapi ya saya tidak suka ribet, dan justru
saya merasa terlihat semakin kurus dan tirus ._.
Awal semester ini, secara tiba-tiba terlintas
di pikiran untuk mencoba mengenakan jilbab yang tidak transparan. Tapi yaa kita
semua tahu bahwa jilbab dengan bahan tebal dan berukuran besar yang dapat
menutup hingga dada, tidak dijual dengan harga yang murah untuk 1 pcs nya.
Selain itu, jilbab paris segi empat yang bergelantungan di hanger dalam lemari sudah cukup banyak dan rasanya eman kalau harus dibuang begitu saja.
Akhirnya, saya mencoba untuk menggunakan 2 jilbab sekaligus. Jilbab warna putih
yang sudah jarang sekali digunakan, akhirnya kembali saya manfaatkan sebagai
jilbab bagian dalam, yang kemudian
diluarnya ditumpuk dengan jilbab warna yang ingin saya kenakan. Ribet pasti,
awalnya. Saya butuh waktu beberapa menit hanya sekedar untuk menumpuk kedua
jilbab itu menjadi satu agar terlihat rapi dan gak balapan antara yang dalam dan luar.
Alhasil, semakin membutuhkan waktu yang lama
untuk sekedar bersiap-siap sebelum saya pergi kemanapun itu. Tapi, rasa ribet
itu sebanding rasanya dengan apa yang saya dapatkan. Saya baru tahu bahwa
mengenakan jilbab semacam itu ternyata lebih nyaman dan lebih mudah dikenakan.
Ada kemudahan yang saya dapatkan ketika memasangnya di kepala, tidak ada lagi
kesulitan mengenakannya hanya karena kain yang lembek.
Sekali lagi saya menemukan sebuah kenyamanan
baru, yang sebenarnya sudah dari dulu saya menemukan hal-hal semacam ini pada
teman-teman saya yang lain, dan sekian lamanya saya hanya bisa bertanya-tanya
sendiri mengenai rasa nyaman mengenakan paduan busana semacam itu. Pada
akhirnya, kali ini saya sudah mampu menemukan jawabannya, sekalipun butuh waktu
sekian tahun sampai akhirnya mendapatkan panggilan hati semacam ini.
Semoga diluar sana, semakin banyak yang
berkenan untuk keluar dari zona nyamannya sekedar untuk mencoba memantaskan
diri sendiri J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar