Tak terasa ternyata sudah 1 minggu berlalu, tenyata waktu memang bergulir
dengan begitu teramat sangat cepat, hingga terkadang rasanya segala sesuatu
yang baru saja terjadi, ternyata sudah berlalu dalam hitungan hari bahkan
minggu, juga bahkan tahun.
Waktu adalah hal yang sangat berharga dalam hidup, karena waktu tidak dapat
diputar ulang, dipercepat maupun diperlambat. Oleh karena itu, setiap detik
adalah sesuatu yang berharga untuk hanya sekedar dilewati dengan hal-hal yang
tiada berguna, termasuk berlarut-larut dalam kesedihan.
Tapi, jika saya bilang saya tidak sedih, itu bohong. Jika saya bilang saya
tidak merasa sakit, itu pun jelas bohong. Jika saya bilang saya tidak merasa
kehilangan, itu adalah sebuah kebohongan. Jujur, saya melalui semua fase itu,
bahkan hingga mencapai puncaknya dan saya merepresentasikan semua itu dalam
bentuk amarah dan tangisan.
Adakah orang yang siap dengan kehilangan ? Saya rasa tidak ada. Selalu ada
duka yang mengiringi sebuah perpisahan, agaknya hal tersebut sudah sepaket
dengan perasaan suka yang datang mengiringi sebuah pertemuan.
Saya hampir terlalu larut dalam perpisahan itu. Rasanya seakan itu semua
berlawanan dengan keinginan yang ada di dalam hati saya sendiri, karena memang
semua ini bukan atas keinginan saya untuk mengakhirinya, tapi keinginannya.
Entah keinginan untuk ke berapa kalinya, saya bahkan tidak berkenan dan
bersedia untuk menghitungnya.
Tapi pada akhirnya saya hanya harus tahu, bahwa saya harus berhenti
menjatuhkan diri dalam sebuah keterpurukan. Ada banyak hal lain yang jauh lebih
berarti menanti kebangkitan semangat hidup saya. Saya bersyukur ketika
disadarkan untuk kembali mengingat bahwa waktu kuliah saya tinggal 1 tahun
lagi, dan TA saya sudah melambai-lambaikan tangannya sebagai tanda rindu untuk
saya jumpai kembali. Lagipula, kedua orang tua saya sudah sangat menanti saat
dimana saya mengenakan toga, mengantongi sebuah ijazah dengan gelar S.ST
beserta sebuah tuntutan untuk tidak hanya sekedar asal lulus. Rasanya semua itu
jauh lebih berhak untuk menyita waktu saya dibandingkan harus terus meratapi
nasib akan kehilangan sesuatu.
Saya harus percaya bahwa kuasa Allah akan segala hal di dunia ini begitu
teramat sangat luar biasa besarnya, termasuk masalah jodoh. Saya harus percaya
bahwa segala bentuk perpisahan antar manusia yang bukan disebabkan oleh maut,
masih akan selalu ada kemungkinan untuk kembali dipertemukan dan dipersatukan.
Saya juga harus percaya bahwa segala bentuk penyatuan antar manusia, dapat
sewaktu-waktu dipisahkan oleh Allah dengan segala cara-Nya yang terkadang
diluar dugaan.
Seseorang di masa lalu belum tentu hanya akan hidup dalam masa lalu,
terkadang justru mampu untuk hidup di masa depan dan bahkan menjadi masa depan
untuk seterusnya.
Sebesar apapun masalah yang kita hadapi dalam hidup, katakanlah bahwa “hai masalah besar, aku punya Allah yang
lebih besar dari segala-galanya” dan yakinlah, tidak ada air mata yang
diturunkan tanpa kebahagiaan yang menyertainya J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar