-->

Minggu, 15 Februari 2015

Kalahkan Rasa Takutmu !

Setelah terombang-ambing oleh perasaan diri sendiri beberapa lamanya, semenjak satu tahun yang lalu, dan setelah mencoba mengambil jalan tengah mulai dari membatasi diri sedikit demi sedikit tanpa melepaskan apa yang sudah bersama saya selama bertahun-tahun karena tidak pernah sekalipun merasa yakin dan mantap untuk benar-benar mampu melepasnya, karena selalu dihantui perasaan takut akan sebuah kehilangan, dan karena selalu dihantui perasaan tidak mampu merasakan sepi jika memang harus benar melepasnya.

Kini, lebih tepatnya 6 hari yang lalu, ketika segala macam perasaan galau itu memuncak sampai benar berada di puncaknya, mencoba perlahan berdiskusi untuk menemukan solusi terbaik yang tidak menyakiti siapapun, dengan tujuan agar masing-masing saling paham dengan jalan terbaik yang akan diambil hingga pada akhirnya justru dia memberikan sebuah keyakinan bahwa apapun keputusan yang nanti akan saya ambil, dia tidak akan mempermasalahkannya, dan dia pula yang meyakinkan saya bahwa saya tidak boleh ragu jika memang saya sudah merasakan ada sesuatu yang tidak pas (silakan baca postingan sebelumnya). Pada akhirnya, saya membutuhkan sedikit waktu untuk sejenak berpikir pelan untuk segera mengambil keputusan, hingga saya memutuskan untuk sedikit sharing dengan teman saya berharap mendapatkan kemantapan hati untuk apa yang harus saya lakukan. Berikut percakapan singkat antara saya dengan teman saya atas perasaan galau yang saya rasakan :

Senin, 09 Februari 2015

Jomblo ?

Jomblo. Sebuah kata yang kadang jadi agak mengerikan untuk sampai ke gendang telinga seseorang. Seakan menjadi seorang jomblo adalah suatu musibah besar yang mengancam kelanjutan hidup manusia.

Akan tetapi, saya melihat sebuah sisi lain dari mereka yang diluar sana menyandang status jomblo. Jujur dan sejujurnya dari lubuk hati saya yang terdalam, saya terkadang iri pada mereka. Kenapa ? karena saya melihat mereka yang menjadi seorang jomblo sebenarnya mungkin sedang berada dalam lindungan dan dekapan Allah, karena mereka mungkin sedang dimuliakan oleh Allah.

Kenapa saya mampu berkata seperti itu ? karena sesungguhnya saat ini saya tidak sedang menyandang status tersebut selama hampir 3,5 tahun terakhir ini dan setelah sekian tahun berlalu menghabiskan waktu dengan orang yang masih sama, beberapa waktu terakhir ini entah apa penyebabnya saya mulai dihantui perasaan galau. Bukan perasaan galau yang mungkin sekarang terlintas di pikiran banyak orang yang saya rasakan saat ini, tetapi sebuah perasaan galau karena merasa dihantui oleh perasaan bahwa apa yang saya jalani selama ini adalah suatu hal yang kurang tepat. Entah sudah berapa banyaknya dosa yang saya timbun hanya karena sebuah hal sepele yang mungkin juga saya tidak sadari bahwa saya sedang melakukan sebuah dosa. Belum lagi kini ketika saya tahu bahwa saya belum memiliki kemantapan hati untuk segera menghalalkan apa yang telah saya jalani ini, dan saya justru menginginkan hal lain yang ingin saya kejar dan usahakan lebih dahulu. Bahkan target saya untuk menjalani sebuah kehidupan dibawah ikatan sebuah pernikahan masih dapat dibilang lama, sekitar 3-4 tahun dari sekarang. Lalu pada akhirnya saya hanya mampu dibayangi sebuah pertanyaan yang sering melintas dalam pikiran, “apakah saya akan terus menjalani ini untuk 7-8 tahun dengannya hingga akhirnya saya menjadi halal baginya, begitupun dia ?” dan saya tidak pernah mampu menjawabnya dengan sebuah kepastian, yang saya tahu jika hal semacam ini terus menerus terjadi, maka entah akan menjadi setinggi apa gunungan dosa yang saya tabung L