-->

Senin, 09 Februari 2015

Jomblo ?

Jomblo. Sebuah kata yang kadang jadi agak mengerikan untuk sampai ke gendang telinga seseorang. Seakan menjadi seorang jomblo adalah suatu musibah besar yang mengancam kelanjutan hidup manusia.

Akan tetapi, saya melihat sebuah sisi lain dari mereka yang diluar sana menyandang status jomblo. Jujur dan sejujurnya dari lubuk hati saya yang terdalam, saya terkadang iri pada mereka. Kenapa ? karena saya melihat mereka yang menjadi seorang jomblo sebenarnya mungkin sedang berada dalam lindungan dan dekapan Allah, karena mereka mungkin sedang dimuliakan oleh Allah.

Kenapa saya mampu berkata seperti itu ? karena sesungguhnya saat ini saya tidak sedang menyandang status tersebut selama hampir 3,5 tahun terakhir ini dan setelah sekian tahun berlalu menghabiskan waktu dengan orang yang masih sama, beberapa waktu terakhir ini entah apa penyebabnya saya mulai dihantui perasaan galau. Bukan perasaan galau yang mungkin sekarang terlintas di pikiran banyak orang yang saya rasakan saat ini, tetapi sebuah perasaan galau karena merasa dihantui oleh perasaan bahwa apa yang saya jalani selama ini adalah suatu hal yang kurang tepat. Entah sudah berapa banyaknya dosa yang saya timbun hanya karena sebuah hal sepele yang mungkin juga saya tidak sadari bahwa saya sedang melakukan sebuah dosa. Belum lagi kini ketika saya tahu bahwa saya belum memiliki kemantapan hati untuk segera menghalalkan apa yang telah saya jalani ini, dan saya justru menginginkan hal lain yang ingin saya kejar dan usahakan lebih dahulu. Bahkan target saya untuk menjalani sebuah kehidupan dibawah ikatan sebuah pernikahan masih dapat dibilang lama, sekitar 3-4 tahun dari sekarang. Lalu pada akhirnya saya hanya mampu dibayangi sebuah pertanyaan yang sering melintas dalam pikiran, “apakah saya akan terus menjalani ini untuk 7-8 tahun dengannya hingga akhirnya saya menjadi halal baginya, begitupun dia ?” dan saya tidak pernah mampu menjawabnya dengan sebuah kepastian, yang saya tahu jika hal semacam ini terus menerus terjadi, maka entah akan menjadi setinggi apa gunungan dosa yang saya tabung L


Saya pernah berusaha sekali di akhir tahun lalu untuk menjalani sebuah keadaan yang berbeda namun pada akhirnya godaan itu hadir dan sungguh iman saya teramat sangat lemah, hingga kini saya kembali dihantui hal serupa dan sungguh saya ingin sekali melepaskan apa yang saya miliki 3,5 tahun ini tapi sungguh dalam hati ini bisikan setan masih terngiang-ngiang hingga saya sendiri merasa tidak yakin apakah saya mampu jika saya benar harus melepaskannya.

Itulah sebabnya, di awal saya mengatakan bahwa mungkin menjadi jomblo adalah suatu anugerah, karena Allah mungkin sedang melindungi dari segala bentuk dosa yang mungkin terjadi jika memiliki pasangan. Mungkin dengan menjadi jomblo adalah cara Allah memuliakan umatNya. Be a single elegant, guys J

Dan maaf jika ada yang tidak sesuai, sesungguhnya ini hanya opini pribadi based on my own experience J

1 komentar:

  1. wkwkwkwk Jomblo.
    Kata yang sudah gak asing :D
    Kata yang masih menemani saya hingga saya berkomentar saat ini :D

    Dan Alhamdulillah , sekali lagi saya tersadarkan lewat post mbak fitri ini bahwa tenyata jomblo bisa menjadi suatu anugerah, karena mungkin Allah sedang melindungi dari segala bentuk dosa bagi saya ataupun calon pasangan saya.

    Dan buat yang gak jomblo / udah pacaran gimana ? Allah masih sayang, buktinya Allah masih memberi kesadaran kepada para pasangan yang belum halal tentang mana yang baik dan mana yang tidak, bergantung bagaimana kita memanfaatkan rasa sadar itu, entah mengganggapnya sebagai angin lalu, atau melihatnya sebagai teguran yang disusul dengan sebuah tindakan.

    Menurut yang saya tau, ada banyak cara untuk tetap bisa berkomitmen dengan calon pasangan tanpa berpacaran, yakni cukup mengganti konsep pacaran menjadi konsep taaruf sesuai islam :)

    cukup saling mengenal satu sama lain, mulai silaturahmi dengan orang tua pasangan sebagai wujud keseriusan, dan saling membuat komitmen untuk membatasi komunikasi & bertemu lagi dalam pelaminan mungkin beberapa tahun kelak, ketika saling memiliki kesiapan lahir dan batin, serta mampu memantaskan diri masing-masing :)

    menurut saya itu cara yang bisa dilakukan agar setan tak lagi mampu menipu dalam nafsu :)

    Jika memang jodohnya, dan Alllah tau bahwa yang dilakukan ini baik, maka insyallah akan ada banyak kebahagiaan menyertainya, tidak akan ada lagi galau beserta kawan-kawannya :)

    Itu hanya sekedar saran yang bersumber dari beberapa pengalaman saya berkumpul dalam beberapa majelis bersama teman-teman yang sudah merasakan indahnya pacaran setelah menikah :)
    Semoga bermanfaat :)

    BalasHapus