-->

Minggu, 02 November 2014

Pilihan Hidup

Ketika pola pikir dalam menjalani sebuah kehidupan perlahan berubah, mungkin saat itulah yang akan menjadi suatu titik balik dalam kehidupan seseorang. Mungkin itulah saatnya untuk merubah apa yang selama ini telah dijalani. Mungkin itulah saatnya untuk berubah menjadi lebih baik atau lebih buruk. Hidup itu pilihan, dan saat itulah mungkin waktu yang tepat untuk menentukan pilihan hidup jangka panjang.

Begitu pula dengan pola pikir saya yang mulai diubah secara perlahan oleh seseorang. Seseorang yang mungkin secara tidak langsung memiliki pengaruh kuat atas apa yang saya jalani. Seseorang yang mempengaruhi pola pikir saya setelah kedua orang tua dan keluarga saya sendiri.

Entah bagaimana bisa orang yang baru saja masuk ke dalam kehidupan saya, justru mampu memberikan pengaruh semacam itu.

Tapi sejujurnya saya mulai bersyukur perlahan-lahan setelah menyadari bahwa pilihan hidupnya justru mulai membawa saya ke jalan yang lebih lurus.

Sedikit flashback ke kondisi 1 bulan yang lalu, ketika saat itu dia lebih memilih untuk memutar jalannya ke arah lain, dengan segala alasannya yang saat itu agak sedikit sulit saya terima. Seiring berjalannya waktu, perlahan tapi pasti ketika kondisi hati saya sudah mulai mereda dan terasa lebih tenang, saya mulai mampu untuk lebih membuka diri sekedar untuk mencoba lebih memahami maksud dari segala pilihannya saat itu.

Kini setelah berselang 1 bulan berjalan, saya memang sudah mampu sedikit lebih ikhlas, meski terkadang dalam hati sesekali masih mengeluh tanpa disadari yang pada akhirnya saya sadar bahwa segala keluhan dalam hati saya, segala perasaan tidak terima dengan kondisi saat ini yang masih sesekali muncul adalah godaan setan.

Entah bagaimana segala macam bisikan setan itu masih sering datang dengan segala macam caranya yang begitu handal. Bahkan godaan semacam itu pun mampu datang saat saya mengakses akun sosial media saya. Ternyata godaan setan sungguh ada disekitar saya setiap detik, menit, dan jam nya.

Tapi kini saya mulai sedikit demi sedikit belajar meyakinkan diri saya sendiri bahwa pilihan hidupnya saat ini adalah untuk kebaikan jangka panjang kami berdua. Saya harus berhenti menatap kepahitan yang saya terima saat ini, karena apa yang pahit saat ini, inshaaAllah akan menjadi manis kelak.

Dia menuntun saya untuk menghentikan apa yang salah, dia pula yang menuntun saya untuk memikirkan jauh ke depan tentang kehidupan kami di masa depan, dia yang menuntun saya untuk sedikit lebih sering menoleh ke arah agama dalam menjalani hidup, dia pula yang menuntun saya membangun keyakinan yang saya miliki saat ini.


Saya percaya padanya, saya percaya bahwa keputusannya untuk memilih jalan hidupnya kini bukan disebabkan perkara hati. Saya percaya bahwa saya tidak harus move on, karena entah kenapa hati saya masih begitu meyakini bahwa saya harus banyak-banyak bersyukur dipertemukan dengannya. Kami memiliki cara tersendiri untuk menjalani semua ini, yang mungkin berbeda dari cara orang lain menjalaninya tapi inshaaAllah kami masih tetap bahagia J

Jika datang padamu lelaki yang baik agama dan akhlaknya, kenapa lantas harus ditinggalkan untuk mencari lelaki yang hanya akan menyenangkanmu secara duniawi ?

Biarkan waktu berjalan sewajarnya, biarkan kami tetap berjalan beriringan dengan cara kami sendiri, menunggu hingga waktu itu datang, menunggumu datang untuk benar-benar menyatakan segala niatan baikmu, dan semoga Allah meridhoi jalan yang kini kami pilih untuk dilalui. Amin J

Tidak ada komentar:

Posting Komentar