Very long time no see you, blog. it's been a while yaaa, sesekali kangen untuk posting sesuatu disini tapi lebih seringnya buntu harus nulis apa.
anyway, mohon maaf lahir batin yaa readers. I know lah Syawal sudah berlalu tapi minta maaf tak harus selalu menunggu bulan Syawal kan ?
dan karena Syawal baru saja berlalu meninggalkan kita semua, apa kabar kalian ? sudah berapa kali ke kondangan bulan Syawal kemarin ? panen banget kan kondangannya pasti, terop dan janur kuning melengkung ada dimana-mana.
sungguh kebetulan karena yang mau dibahas disini tidak jauh dari masalah NIKAH !
well, kenapa dengan "nikah" ? yah, nikah menjadi sesuatu hal yang belakangan ini cukup sensitive untuk dibahas dikarenakan usia sang pembahas ini sudah memasuki usia dewasa.
sebenernya perkara nikah ini tidak ada yang bisa memaksakan, baik dipercepat maupun diperlambat. karena nikah itu bukan sekedar perkara main-main yang kalau nanti ada masalah atau bosan dengan pasangan kemudian bisa dengan mudahnya untuk pisah "kita jalan masing-masing ya" macam orang pacaran labil yang gampang putus nyambung.
nikah itu saksinya malaikat, berjanji dihadapan Allah, gak bisa dibuat semain-main itu. nikah itu berarti sudah siap untuk berdiri diatas kaki sendiri untuk berjuang berdua bersama dengan pasangan hidupnya baik senang maupun susah.
that's why I said that nikah is a highly serious thing to do. memutuskan untuk menikah itu juga gak mudah. bukan masalah yakin dengan calon teman hidup yang kita pilih atau tidak, tapi lebih sulit untuk meyakinkan diri bahwa kita memang sudah siap untuk membina sebuah rumah tangga.
yah, usia saya sudah menginjak seperempat abad tahun ini, itu artinya orang-orang diluar sana akan menganggap bahwa sudah waktunya untuk saya menikah saat ini. dan kemungkinan besar untuk kalian diluar sana yang usianya tidak beda jauh dengan saya pun merasakan hal serupa.
sering kan kalian dibantai dengan pertanyaan "KAPAN NIKAH ?" pasti sering lah yaa, atau malah sudah sering banget. kalau saya sih SERING pake banget. ditambah lagi dengan kondisi bahwa saya sudah bersama dengan orang yang sama sejak 7 tahun yang lalu maka semakin banyak pula pertanyaan itu datang memberondong terutama ketika datang ke kondangan.
jadi begini ya, pertanyaan kapan nikah itu mungkin dilontarkan dengan niatan bercanda atau sekedar usil karena masa pacarannya sudah kelewatan lamanya melebihi tenor cicilan mobil macam saya begini, tapi tidak semua orang yang ditanyai hal itu akan menangkap maksud bercanda kalian. ada orang-orang yang perasaannya sensitive, atau orang melankolis yang pemikir terhadap apa yang diucapkan orang lain terhadapnya kemudian menganggapnya terlalu serius.
karena saya pribadi beruntungnya bukan tipikal orang yang sensitive apalagi melankolis jadi saya tidak akan ambil pusing dengan apa yang orang katakan. saya yang menjalani hidup saya, kenapa harus orang lain yang ribet sama hidup saya. tapi kalau saya saja yang masih bisa cuek dengan omongan orang kadang bisa merasa bosan dan capek dengan pertanyaan yang sama yang terus diulang, bagaimana mereka yang sensitive dan pemikir. at the end, jawaban saya simple, "mohon doanya saja yang terbaik"
karena mau kalian tanya 1000x pun saya juga belum tahu jawabannya kapan saya akan menikah. karena selebihnya masih rahasia Allah. kalau ditanya, gak pengen segera nikah ? ya tentu pengen, siapa yang gak pengen untuk segera meresmikan hubungan yang sudah dibangun sekian lamanya ke jenjang yang lebih serius ? tapi kembali lagi, Allah belum kasih itu untuk saat ini. kalau sudah begitu, apa iya saya harus maksa ?
saya percaya waktu Allah tidak pernah terlalu cepat dan terlalu lambat. Allah selalu tepat waktu. Allah akan kasih yang terbaik untuk kita di waktu yang terbaik menurut-Nya yang sudah pasti itu juga terbaik untuk kita. siapa sih yang paling tahu tentang diri kita ? ya Allah yang paling tahu, melebihi diri kita sendiri.
sebenarnya pertanyaan "KAPAN" ini sudah ada dari sejak dulu kala. sejak kita masih kuliah, orang akan tanya "kapan lulus ?", "kapan wisuda ?" kemudian setelah lulus akan muncul pertanyaan baru "kapan kerja ?" setelah bekerja akan kembali muncul pertanyaan yang sekarang ini "kapan nikah ?" nanti setelah menikah pun pasti akan tetap ada pertanyaan kapan kapan yang lainnya.
berhentilah berbasa-basi dengan menanyakan kapan ini. masih banyak tema obrolan lain yang tidak sensitive. dibandingkan harus bertanya kapan, kapan dan kapan, lebih baik ucapkan doa-doa baik supaya dipermudah jalannya bagi mereka untuk menuju ke arah sana. insyaAllah doa baik itu akan kembali juga kepada yang mendoakan. bukankah itu lebih baik ?
kita semua pernah merasakan dilontari pertanyaan itu, maka alangkah baiknya untuk tidak kembali melontarkan pertanyaan itu pada orang lain karena kalian tahu sendiri bagaimana rasanya ditanya seperti itu, dan pastinya jika kalian saja tidak suka diberi pertanyaan seperti itu, kenapa harus menanyakannya pada orang lain ?
Halo Fitria... Kamu pasti brlub tahu aku, sabar semua pasti indah pada waktunya. Bukan siapa cepat tapi siapa yang bisa bertahan sampai Jannah. Akankah kamu dengan Yoyok? Allahu a'lam bisyawab. ��
BalasHapus