-->

Minggu, 10 Agustus 2014

Ramadhan (4)

Tahun ini, 2014. Ah ini sudah kali ke 4 aku menjalani ramadhan di perantauan. Kali ini aku sudah menjadi mahasiswa tingkat 3 yang sedang dalam masa transisi menuju mahasiswa (T)ingkat (A)khir yaitu tingkat 4.

Tahun ini ramadhan ku disambut dengan datangnya UAS dan seperti biasa, selalu diikuti dengan adanya gunungan project yang menanti selepas UAS. Tapi kali ini bukan hanya sekedar hal biasa yang terjadi.
Tahun ini ramadhan ku sungguh disibukkan dengan berbagai macam hal yang berhubungan dengan akademik.

Iya, ramadhan kali ini habis untuk menyelesaikan project, dan yang paling menyita waktu adalah serangkaian proses menuju sebuah awal babak baru dalam kehidupan untuk menyambut sebuah masa depan yang sudah semakin dekat.

Iya, aku sudah mulai dihadapkan pada sebuah kenyataan untuk menghadapi TA. Sebuah awal proses untuk dapat membuka pintu gerbang menuju sebuah sebuah proses panjang di dalamnya yang nantinya bertujuan untuk menemukan sebuah pintu gerbang berikutnya yang terhubung ke Graha ITS – wisuda.


Tahun ini, di ramadhan kemarin, waktuku lebih banyak disita untuk menghadap laptop, mengerjakan proposal TA, lalu kemudian sibuk janjian dengan dosen pembimbing untuk bimbingan TPPA (Tugas Pendahuluan Proyek Akhir) bahkan juga sibuk wira wiri di lantai 2 gedung kemahasiswaan, bolak balik ke sebuah ruangan hanya untuk mencari seorang dosen pembimbing yang tidak pernah bersedia untuk diajak janjian terlebih dahulu jika ingin bimbingan ._.

Ramadhan kemarin hanya sebagian kecil dari sebuah perjuangan besar yang menanti di depan. Sekali lagi, tidak ada hal yang tidak menyisakan sebuah memori untuk dikenang. Bahkan di ramadhan kemarin sekalipun, aku masih tetap mempunyai memori untuk dikenang yang belum tentu akan ku dapatkan lagi suatu saat nanti.

Sebuah memori tentang rasa sepi yang menusuk, yang hadir saat aku dipaksa harus tetap bertahan di kos disaat semua penghuni kos lain sudah merasakan indahnya rumah masing-masing. Betapa sepinya saat menjadi satu-satunya penghuni kos yang masih bertahan saat itu. Hingga aku harus tahu bagaimana rasanya ditinggal sendirian di kos karena pemiliknya pun bahkan sudah pergi mudik 2 hari lebih cepat dibanding aku. Well, semua selalu ada sensasinya tersendiri.

Terkadang, manusia memang harus dipaksa untuk mengetahui bahwa sebenarnya mereka mampu melakukan hal-hal yang mulanya terasa diluar batas kemampuan saat hanya ada dalam pikiran.

Sampai jumpa, di ramadhan (5) tahun depan – inshaaAllah, semoga Allah masih memberikan nafas padaku untuk dapat berjumpa ramadhan tahun depan, ramadhan terakhir sebagai seorang mahasiswa D4 Teknik Komputer, Amin J

diambil tanggal 17 Juli 2014 , yang diperjuangkan selama bulan ramadhan kemarin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar