-->

Selasa, 17 Maret 2015

Awal Perjuangan

Ah ternyata sudah 1 bulan berlalu. Apakah waktu berjalan cepat ? Sesungguhnya biasa saja ~

1 bulan saja sulitnya hampir membuat setengah putus asa. Semoga untuk hitungan tahun saya masih dikuatkan dan semoga tidak dengan mudah untuk digoyahkan. Mungkin karena memang ini baru pertama kalinya saya memilih meninggalkan orang yang pertama kalinya pernah bersama dalam kurun waktu 3.5 tahun demi sebuah alasan yang orang lain dengar mungkin akan diblilang “sok sokan” atau terdengar begitu absurd. Apalagi perasaan yang tertinggal dalam hati juga masih sama dengan perasaan yang ada 3.5 yang lalu, masih tertanam kuat. Sejujurnya jika diminta untuk memilih, saya lebih memilih untuk meninggalkan orang yang memang saya sudah tidak punya perasaan apapun padanya meskipun dengan sejuta alasan yang harus saya buat-buat sendiri demi agar saya bisa pergi meninggalkannya dibandingkan harus seperti ini.

Setelah 1 bulan berlalu, menyandang status ”single” (jangan sebut jomblo, karena single terdengar lebih elegan huehe), kehilangan rutinitas yang bertahun-tahun dijalani dengan begitu tiba-tiba, rasanya aneh. Iya aneh. Mendadak hp menjadi terasa begitu sunyi meskipun masih lebih ramai karena berbagai macam aktivitas sosial media yang hampir non stop. Tiada lagi ada chat yang diutamakan untuk dibalas, kecuali chat dari teman yang memang penting, orderan pulsa atau hal semacamnya. Saya buta dan tuli akan kabarnya, aktivitas, kesibukannya hingga saya tidak lagi menjadi yang paling tahu tentangnya ketika orang di sekitar menanyakan tentangnya. Saya berubah menjadi seorang yang hanya datang saat ada butuhnya dan pergi saat kepentingan itu terpenuhi. Ada jarak yang telah terbentang saat ini dan memang itu yang kami inginkan.


Mau mengeluh ? Apa gunanya ? Toh ini memang sudah kesepakatan bersama, dan memang sudah seharusnya seperti ini. Semua akan salah jika kami sudah tahu bahwa 3.5 tahun kemarin penuh berbagai macam kesalahan yang sadar atau tidak disadari telah kami lakukan tetapi kami masih tetap memaksakan untuk berjalan bersama dengan intensitas komunikasi tinggi yang entah kemana arah obrolan itu menjurus, intensitas pertemuan yang meski tidak sering tetapi tanpa disadari dalam satu pertemuan entah ada berapa noda yang ditorehkan dalam sebuah kertas.

Menyesal ? TIDAK ! Tidak ada yang perlu disesali, karena saya bersyukur diperingatkan lebih awal, dan karena hal ini pula saya sadar bahwa belum ada yang berubah. Ketika dulu saya sering mengabaikan chat yang datang darinya bergantung kondisi mood terutama ketika saya memang sedang asik dengan hal yang lain. Saya seringkali berpikir bahwa saya sudah jenuh dan perasaan saya sudah banyak yang hilang, sudah tidak lagi sama seperti dulu. Bahkan saya pun bosan karena terkadang sering terjadi perdebatan tidak penting yang melelahkan. Tapi kini, saya menyadari bahwa sesungguhnya tidak ada yang berubah dari 3.5 tahun yang lalu hingga hari ini, hanya saja butuh sebuah jeda. Sepertinya Allah sedang menjaga kami agar terhindar dari kebosanan, titik jenuh yang akan menyerang dengan cara seperti ini.

Sesungguhnya ada kebahagiaan yang terselip, ketika saya mampu merasakan rindu yang menghujam dahsyat dalam hati dan berusaha meredam menyimpannya sendiri, menatanya dengan rapi dalam rak-rak yang telah saya siapkan. Saya bahagia ketika mampu mengukir senyum kecil hanya dengan mengingat kenangan masa lalu yang terkadang lucu. Saya bahagia ketika saya merasakan hati saya kembali berbunga dengan mengetahui bahwa perasaan ini ternyata masih sama saja. Saya bahagia seakan saya jatuh cinta lagi, hanya saja dalam kondisi yang tidak sama. Jatuh cinta yang hanya mampu saya obati dengan lebih sering menyebut namanya dalam doa, memohon pada Allah, sang pemilik hati manusia seluruh dunia dan menunggu kejutan yang datang entah kapan waktunya. Saya bahagia ketika saya sadar bahwa saya memiliki orang lain disekitar saya yang mampu menemani saya menghabiskan waktu luang, duduk bersama dan bercerita, tertawa akan hal-hal aneh yang dulu jarang saya lakukan karena saya hanya terlalu sibuk menghabiskan waktu dengannya. Dan masih banyak bahagia lain yang sebenarnya itulah yang menguatkan saya untuk tetap berusaha berdiri menjalani apa yang telah saya putuskan sendiri.

Selamat berjuang bagi yang merasakan hal serupa diluar sana. Memulai hal baru dari 0 memang bukan perkara gampang, tapi insyaAllah pada akhirnya jika tetap bersabar memupuknya sampai akhir, akan ada kebahagiaan yang tiada bisa dibayangkan rasanya J

Tidak ada komentar:

Posting Komentar