Ah ternyata sudah 1 bulan berlalu. Apakah waktu berjalan cepat ?
Sesungguhnya biasa saja ~
1 bulan saja sulitnya hampir membuat setengah putus asa. Semoga untuk
hitungan tahun saya masih dikuatkan dan semoga tidak dengan mudah untuk
digoyahkan. Mungkin karena memang ini baru pertama kalinya saya memilih
meninggalkan orang yang pertama kalinya pernah bersama dalam kurun waktu 3.5
tahun demi sebuah alasan yang orang lain dengar mungkin akan diblilang “sok
sokan” atau terdengar begitu absurd. Apalagi
perasaan yang tertinggal dalam hati juga masih sama dengan perasaan yang ada
3.5 yang lalu, masih tertanam kuat. Sejujurnya jika diminta untuk memilih, saya
lebih memilih untuk meninggalkan orang yang memang saya sudah tidak punya
perasaan apapun padanya meskipun dengan sejuta alasan yang harus saya buat-buat
sendiri demi agar saya bisa pergi meninggalkannya dibandingkan harus seperti
ini.
Setelah 1 bulan berlalu, menyandang status ”single” (jangan sebut jomblo, karena single terdengar lebih elegan huehe), kehilangan rutinitas yang
bertahun-tahun dijalani dengan begitu tiba-tiba, rasanya aneh. Iya aneh.
Mendadak hp menjadi terasa begitu sunyi meskipun masih lebih ramai karena
berbagai macam aktivitas sosial media yang hampir non stop. Tiada lagi ada chat
yang diutamakan untuk dibalas, kecuali chat dari teman yang memang penting, orderan
pulsa atau hal semacamnya. Saya buta dan tuli akan kabarnya, aktivitas,
kesibukannya hingga saya tidak lagi menjadi yang paling tahu tentangnya ketika
orang di sekitar menanyakan tentangnya. Saya berubah menjadi seorang yang hanya
datang saat ada butuhnya dan pergi saat kepentingan itu terpenuhi. Ada jarak
yang telah terbentang saat ini dan memang itu yang kami inginkan.
Mau mengeluh ? Apa gunanya ? Toh ini memang sudah kesepakatan bersama, dan
memang sudah seharusnya seperti ini. Semua akan salah jika kami sudah tahu
bahwa 3.5 tahun kemarin penuh berbagai macam kesalahan yang sadar atau tidak
disadari telah kami lakukan tetapi kami masih tetap memaksakan untuk berjalan
bersama dengan intensitas komunikasi tinggi yang entah kemana arah obrolan itu
menjurus, intensitas pertemuan yang meski tidak sering tetapi tanpa disadari
dalam satu pertemuan entah ada berapa noda yang ditorehkan dalam sebuah kertas.
Menyesal ? TIDAK ! Tidak ada yang perlu disesali, karena saya bersyukur
diperingatkan lebih awal, dan karena hal ini pula saya sadar bahwa belum ada
yang berubah. Ketika dulu saya sering mengabaikan chat yang datang darinya
bergantung kondisi mood terutama ketika saya memang sedang asik dengan hal yang
lain. Saya seringkali berpikir bahwa saya sudah jenuh dan perasaan saya sudah
banyak yang hilang, sudah tidak lagi sama seperti dulu. Bahkan saya pun bosan
karena terkadang sering terjadi perdebatan tidak penting yang melelahkan. Tapi
kini, saya menyadari bahwa sesungguhnya tidak ada yang berubah dari 3.5 tahun
yang lalu hingga hari ini, hanya saja butuh sebuah jeda. Sepertinya Allah
sedang menjaga kami agar terhindar dari kebosanan, titik jenuh yang akan
menyerang dengan cara seperti ini.
Sesungguhnya ada kebahagiaan yang terselip, ketika saya mampu merasakan
rindu yang menghujam dahsyat dalam hati dan berusaha meredam menyimpannya
sendiri, menatanya dengan rapi dalam rak-rak yang telah saya siapkan. Saya
bahagia ketika mampu mengukir senyum kecil hanya dengan mengingat kenangan masa
lalu yang terkadang lucu. Saya bahagia ketika saya merasakan hati saya kembali
berbunga dengan mengetahui bahwa perasaan ini ternyata masih sama saja. Saya
bahagia seakan saya jatuh cinta lagi, hanya saja dalam kondisi yang tidak sama.
Jatuh cinta yang hanya mampu saya obati dengan lebih sering menyebut namanya
dalam doa, memohon pada Allah, sang pemilik hati manusia seluruh dunia dan
menunggu kejutan yang datang entah kapan waktunya. Saya bahagia ketika saya sadar
bahwa saya memiliki orang lain disekitar saya yang mampu menemani saya
menghabiskan waktu luang, duduk bersama dan bercerita, tertawa akan hal-hal
aneh yang dulu jarang saya lakukan karena saya hanya terlalu sibuk menghabiskan
waktu dengannya. Dan masih banyak bahagia lain yang sebenarnya itulah yang
menguatkan saya untuk tetap berusaha berdiri menjalani apa yang telah saya
putuskan sendiri.
Selamat berjuang bagi yang merasakan hal serupa diluar sana. Memulai hal
baru dari 0 memang bukan perkara gampang, tapi insyaAllah pada akhirnya jika
tetap bersabar memupuknya sampai akhir, akan ada kebahagiaan yang tiada bisa
dibayangkan rasanya J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar