-->

Sabtu, 30 Januari 2016

Singkat tapi Berat


Apakah hal yang paling sulit untuk dikerjakan padahal waktu yang dibutuhkan hanya berkisar antara 10 -15 menit ?

Jawaban saya pribadi adalah ibadah sholat wajib 5 waktu sehari.

Kenapa ?

Karena mengerjakan ibadah sholat wajib itu luar biasa beratnya (bagi saya pribadi). Saya sebut berat karena pada kenyataannya jika saya menghitung waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan sholat wajib yang jumlah rakaat maksimalnya hanya 4 rakaat itu tidak sampai memakan waktu berjam-jam, bahkan hanya dalam hitungan menit. Boleh jadi (untuk saya pribadi) hanya memakan waktu 10-15 menit maksimal. Bahkan tidak sampai 30 menit.

Tapi lantas kenapa saya sebut berat ? Karena untuk memulai beranjak mengambil air wudhu dan memulai mengerjakan ibadah sholat itu super sekali rasanya. Super karena ada aktivitas lain yang gaya gravitasinya terasa lebih besar.

Padahal in fact, jika dihitung-hitung, waktu 10-15 menit tak ada rasanya ketika sedang asyik mengerjakan aktivitas lain. Semisal, asyik dengan smartphone (?). Apa ada yang merasa bahwa waktu 10-15 menit yang dihabiskan dengan memegang gadget itu lama ? Pasti justru sebaliknya, tidak berasa apa-apa ~


Sesungguhnya godaan itu ada dimana-mana, bahkan di aktivitas yang sedang kita kerjakan. Bukankah sering kita mendengar bisikan-bisikan atau dalam batin diri sendiri yang mengatakan “nanti-nanti aja sholatnya, waktunya kan masih panjang”. Ah, saya sendiri sering mengalami kok :(

Pada akhirnya saat terjadi sebuah penundaan, bisa jadi justru kebablasan, kemudian waktu sholat sudah mepet, bahkan habis, baru sadar belum mengerjakan kewajiban ketika adzan sholat berikutnya berkumandang.

Kemudian coba tanyakan pada diri masing-masing. Jika diberi tugas untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan oleh atasan dengan deadline waktu tertentu, kita pasti akan dengan sigap, kerja keras bahkan rela lembur, tak jarang hingga lupa makan demi kewajiban tersebut terselesaikan dengan baik dan atasan merasa puas dengan pekerjaan kita. Pastinya kita tidak ingin asal mengerjakan tugas tersebut atau bahkan tidak mampu menyelesaikannya tepat waktu sesuai deadline yang diberikan bukan ? Karena kita tentu tidak ingin dimarahi oleh atasan.

Lantas jika untuk sesama manusia saja kita mampu memberikan yang terbaik, mengusahakan apapun, hingga takut terkena marah, kenapa kita tidak bisa melakukan hal serupa untuk Allah ?

Bukankah Allah adalah Sang Penguasa seisi langit dan bumi. Bukankah segala sesuatu yang terjadi dunia adalah kehendakNya. Allah pun memberikan kewajiban terhadap setiap umat Islam yang harus dikerjakan setiap harinya sebanyak 5x. Bukankah itu artinya kita wajib mengerjakannya dengan baik dan sungguh-sungguh pula ?

Kenapa kita tak bisa melakukan hal serupa untuk Allah yang kita lakukan untuk atasan ?

Bekerja adalah ibadah, tapi apalah artinya jika ibadah wajib ditinggalkan, atau diletakkan sebagai bukan prioritas utama. Padahal dalam sekejap mata, Allah mampu membalik keadaan setiap umat semudah kita membalik telapak tangan.

Bismillah, mari diniatkan di dalam hati, letakkan Allah sebagai prioritas utama dalam hidup, baik dalam keadaan suka maupun duka.

Memulai memang tidak mudah, apalagi memulai belajar mengerjakan sholat wajib di awal waktu dan tidak terburu-buru. Karena sholat adalah sarana komunikasi kita dengan Allah, bukan hanya sekedar asal dikerjakan untuk menggugurkan kewajiban. Sholat bukanlah adu cepat dimana siapa yang tercepat menyelesaikannya dialah yang menang.

Tulisan ini hanyalah pengingat. Pengingat untuk saya sendiri, dan siapapun yang membacanya. Tanpa ada maksud menyinggung pihak-pihak tertentu. Semoga sisa umur yang diberikan masih cukup untuk terus dan selalu memperbaiki diri pribadi masing-masing.

" Segala sesuatu yang baik, utamanya yang berhubungan dengan agama, memang harus dipaksakan untuk dikerjakan di awalnya. Suatu saat nantinya pasti akan menjadi kebiasaan, yang insyaAllah membawa kearah lebih baik. Aamin Aamiin ya Rabbal’alamin. "

Tidak ada komentar:

Posting Komentar