Sosial media saat ini sudah bukan lagi suatu benda asing bagi semua umat
manusia. Tak peduli anak-anak, remaja, dewasa, bahkan orang tua tak ingin
ketinggalan trend masa kini, dengan menjadi eksis di sosial media.
Sosial media seakan telah menjadi sebuah candu tersendiri bagi setiap
orang. Dimanapun, kapanpun bahkan tanpa peduli dengan siapapun, hampir setiap
orang akan membawa gadget dalam genggaman tangannya dengan kepala tertunduk dan
kemudian fokus pada gadget masing-masing melupakan apa yang ada disekitarnya.
Betapa sosial media mampu mengambil alih seluruh kondisi lingkungan disekitar
manusia, hingga setiap orang hanya fokus pada gadget dan lupa bahwa mereka
makhluk sosial yang sesungguhnya butuh bersosialisasi dalam kehidupan nyata dan
bukan dunia maya.
Berapa banyak sosial media yang menjamur saat ini ? Tak terhitung ! Sejauh
yang saya tahu dan saya miliki akunnya diantara lain facebook, twitter,
instagram, path, line, whatsapp, bbm. Belum terhitung sosial media lain yang
saya tidak mengikuti perkembangannya dan tidak memiliki akunnya, seperti
snapchat, ask.fm dan banyak lagi yang saya pun tidak hafal untuk menyebutnya
satu per satu.
Disadari atau tidak, sebagian besar hidup ini telah dikuasai oleh sosial
media. Sejauh pengamatan dan pengalaman pribadi, sosial media pernah cukup
berkuasa mengambil alih hidup saya sendiri.
Entah berapa tahun yang lalu, masa dimana facebook masih sangat fresh dikalangan masyarakat, setiap
apapun itu tak peduli seharusnya hanya menjadi konsumsi pribadi atau publik, saya
akan share hal tersebut di facebook
yang entah berapa ribu orang yang akan melihatnya, kenal atau tidak kenal. Kemudian
beberapa tahun kemudian ketika mulai bosan dengan facebook, dan beralih ke
twitter, mulailah saya rajin sekali berkicau di timeline twitter meski itu
tidak penting sekalipun, hingga membuat obrolan yang sesungguhnya tak perlu
atau bisa dilakukan melalui personal chat tanpa harus di publish. Kemudian beberapa
waktu berikutnya hadirlah instagram, path, bbm, line dan teman-temannya. Setiap
kemanapun perginya check in, ada apapun update status bbm atau line, kemanapun
jepret sana sini upload instagram dan pastinya masih ada banyak hal lain yang
terjadi di dalam sosial media.
Sesungguhnya membatasi penggunaan sosial media itu perlu. Berbagilah
seperlunya dan bukan semuanya. Batasi diri sendiri untuk menulis segala apapun
yang tak seharusnya dicurahkan di media sosial karena sesungguhnya mereka yang
menjadi temanmu di sosial media belum tentu benar peduli pada kehidupanmu, bisa
jadi mereka hanya kepo. They only want to
know every particular object about you. Semakin sering memposting segala
sesuatu di sosial media maka semakin tinggi pula tingkat keingintahuan orang
lain tentang kehidupan pribadi kita.
Terlepas dari itu semua, tak jarang saya menemukan berbagai macam keluh
kesah yang entah sengaja atau tidak disengaja tercurah oleh seseorang di media
sosialnya. Maka sesungguhnya dari situ justru akan semakin menunjukkan pada
dunia luar seperti apa keburukan kita. Cukuplah berkeluh kesah dalam hati, itu
pun tak seharusnya terjadi, apalagi sampai tercurah di sosial media.
Sekali lagi, saya pernah ada di fase seperti yang saya tuliskan diatas. Tapi
semua itu kembali pada pribadi masing-masing bagaimana kontrol diri terhadap
diri sendiri. Saya pun masih dalam proses untuk mengurangi ke-eksis-an di dunia
maya meski belum sepenuhnya berhasil. Setidaknya mulailah untuk memfilter, apa
yang perlu dibagikan dan apa yang seharusnya disimpan sendiri. Semoga
bermanfaat :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar