-->

Rabu, 11 Mei 2016

Sosial Media

Sosial media saat ini sudah bukan lagi suatu benda asing bagi semua umat manusia. Tak peduli anak-anak, remaja, dewasa, bahkan orang tua tak ingin ketinggalan trend masa kini, dengan menjadi eksis di sosial media.

Sosial media seakan telah menjadi sebuah candu tersendiri bagi setiap orang. Dimanapun, kapanpun bahkan tanpa peduli dengan siapapun, hampir setiap orang akan membawa gadget dalam genggaman tangannya dengan kepala tertunduk dan kemudian fokus pada gadget masing-masing melupakan apa yang ada disekitarnya.

Betapa sosial media mampu mengambil alih seluruh kondisi lingkungan disekitar manusia, hingga setiap orang hanya fokus pada gadget dan lupa bahwa mereka makhluk sosial yang sesungguhnya butuh bersosialisasi dalam kehidupan nyata dan bukan dunia maya.

Berapa banyak sosial media yang menjamur saat ini ? Tak terhitung ! Sejauh yang saya tahu dan saya miliki akunnya diantara lain facebook, twitter, instagram, path, line, whatsapp, bbm. Belum terhitung sosial media lain yang saya tidak mengikuti perkembangannya dan tidak memiliki akunnya, seperti snapchat, ask.fm dan banyak lagi yang saya pun tidak hafal untuk menyebutnya satu per satu.

Disadari atau tidak, sebagian besar hidup ini telah dikuasai oleh sosial media. Sejauh pengamatan dan pengalaman pribadi, sosial media pernah cukup berkuasa mengambil alih hidup saya sendiri.


Entah berapa tahun yang lalu, masa dimana facebook masih sangat fresh dikalangan masyarakat, setiap apapun itu tak peduli seharusnya hanya menjadi konsumsi pribadi atau publik, saya akan share hal tersebut di facebook yang entah berapa ribu orang yang akan melihatnya, kenal atau tidak kenal. Kemudian beberapa tahun kemudian ketika mulai bosan dengan facebook, dan beralih ke twitter, mulailah saya rajin sekali berkicau di timeline twitter meski itu tidak penting sekalipun, hingga membuat obrolan yang sesungguhnya tak perlu atau bisa dilakukan melalui personal chat tanpa harus di publish. Kemudian beberapa waktu berikutnya hadirlah instagram, path, bbm, line dan teman-temannya. Setiap kemanapun perginya check in, ada apapun update status bbm atau line, kemanapun jepret sana sini upload instagram dan pastinya masih ada banyak hal lain yang terjadi di dalam sosial media.

Sesungguhnya membatasi penggunaan sosial media itu perlu. Berbagilah seperlunya dan bukan semuanya. Batasi diri sendiri untuk menulis segala apapun yang tak seharusnya dicurahkan di media sosial karena sesungguhnya mereka yang menjadi temanmu di sosial media belum tentu benar peduli pada kehidupanmu, bisa jadi mereka hanya kepo. They only want to know every particular object about you. Semakin sering memposting segala sesuatu di sosial media maka semakin tinggi pula tingkat keingintahuan orang lain tentang kehidupan pribadi kita.

Terlepas dari itu semua, tak jarang saya menemukan berbagai macam keluh kesah yang entah sengaja atau tidak disengaja tercurah oleh seseorang di media sosialnya. Maka sesungguhnya dari situ justru akan semakin menunjukkan pada dunia luar seperti apa keburukan kita. Cukuplah berkeluh kesah dalam hati, itu pun tak seharusnya terjadi, apalagi sampai tercurah di sosial media.

Sekali lagi, saya pernah ada di fase seperti yang saya tuliskan diatas. Tapi semua itu kembali pada pribadi masing-masing bagaimana kontrol diri terhadap diri sendiri. Saya pun masih dalam proses untuk mengurangi ke-eksis-an di dunia maya meski belum sepenuhnya berhasil. Setidaknya mulailah untuk memfilter, apa yang perlu dibagikan dan apa yang seharusnya disimpan sendiri. Semoga bermanfaat :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar