Yang terlihat kuat diluar belum tentu dalamnya
sekuat yang terlihat. Siapa yang tau kalau ternyata dalamnya sudah rapuh, lapuk
dan hampir hancur? Tidak ada yang tau ~
Aku pun tidak sekuat apa yang selalu dilihat
banyak orang dari luarnya. Tapi rasanya aku juga tidak serapuh apa yang
terbayangkan. Hanya saja merasa sedih pasti pernah dirasakan oleh setiap orang,
sekuat apapun orang itu, termasuk aku pada saat ini. Memang tidak begitu terasa
aura sedih dalam diri, tapi tak dapat dipungkiri dalam hati terkadang sesekali
masih ada rasa tidak percaya, masih terbesit rasa belum sepenuhnya ikhlas,
masih tersisa rasa ‘eman’, masih tersimpan amarah yang tak terungkapkan, masih
tertimbun rasa kecewa dan berbagai rasa yang lain. Sungguh aku membenci satu
kata itu yang sudah dua kali ini diucapkan. Satu kata yang hanya akan diucapkan
oleh sekumpulan ababil ! Satu kata
yang tidak bermakna bagiku, lebih tepatnya sekedar bermakna klise. Satu kata
yang terucap hanya untuk menutupi satu kata lain yang merupakan kata aslinya. Kalau
harus ada yang menanyakan “kenapa?” padaku suatu hari nanti, aku hanya akan
menjawab “jangan meminta jawabannya padaku”. Sungguh aku tak mau menceritakan
apapun kepada siapapun secara lisan karena itu hanya akan membuka lebar-lebar semua
rasa yang sudah berusaha untuk ditutup.
Aku tidak membenci apa yang telah terjadi, hanya
aku membenci cara terjadinya, aku benci cara penyampaiannya, aku benci dengan apa
yang pernah terucap dan belum terpenuhi. Rasanya ingin sekali menyampaikan
setumpuk kekecewaan ini tapi sekali lagi, apa gunanya ? rasanya tidak ada !
Aku sama sekali sudah tidak ingin menagih apa yang
belum terlaksana, karena aku tahu akhirnya hanya akan jadi percuma. Hanya berharap
nantinya tidak ada lagi pengkhianatan, tidak ada lagi janji yang hanya sekedar
diumbar. Semoga pengkhianatan terhadap dirimu sendiri yang pernah dilakukan 3
tahun lalu tidak lagi terjadi untuk kali ini. Semoga komitmen yang telah dibuat
dengan dirimu sendiri tak lagi hanya sekedar angin lalu yang dilupakan begitu
saja layaknya yang terjadi 3 tahun silam. Semoga semoga dan semoga komitmen
yang telah dibuat kemarin, bukan hanya sekedar komitmen omong kosong yang
akhirnya diingkari sendiri. Dan semoga semoga semoga aku bisa benar-benar
ikhlas, semoga usahaku membuahkan hasil.
Ampuni aku yang masih menyimpan amarah, ampuni aku
yang masih ingin melakukan protes atas apa yang terjadi, ampuni aku atas segala
salahku. Semoga waktu segera menyembuhkan segala rasa yang ada saat ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar