-->

Senin, 02 Juni 2014

Tak Lagi Sama

 Hello my friend we meet againIt's been awhile where should we beginFeels like foreverWithin my heart a memoryA perfect love that you gave to meOh I rememberWhen you are with meI'm freeI'm carelessI believeAbove all the others we'll flythis brings tears to my eyesMy sacrificeWe've seen our share of ups and downsOh how quickly life can turn aroundIn an instantIt feels so good to reuniteWithin yourself and within your mindLets find peace there
Creed – My Sacrifice
Yang diatas itu hanya sekedar penggalan lirik lagu, yang sebenarnya tidak ada hubungannya sama sekali dengan apa yang akan tertuangkan dalam tulisan ini. Oke, sedikit curhat yaa, hari ini rasanya lelah sekali. Lelah pikiran, fisik, dan hati. Bukan apa-apa, tugas yang rasanya bagiku sulit sekali dan harus di kumpulkan besok pagi jam pertama dengan dosen yang dikenal cukup “killer” sudah cukup menghantui. Salah sendiri sih sebenarnya, kenapa harus SKS (Sistem Kebut Semalam) macam ini, tapi yasudahlah apa daya kalau sudah jadi kebiasaan begini dan apa daya juga kalau nasi sudah menjadi bubur ~
Itu masih sesi curhat pertama, memasuki sesi curhat yang kedua. Ada hal yang cukup melengkapi kondisi hari ini yang terasa persis seperti gelombang sinus. Ada hal yang cukup membuatku merasa seperti bagaikan tersambar petir, eh nggak sih yang ini alay :D Intinya ada kejutan di hari ini padahal hari ini juga bukan hari ulang tahunku. Ada kado yang tak terkira nilainya. Kado kedua yang paling zonk. Untuk kedua kalinya mendapatkan zonk yang sama, rasanya ternyata sudah jauh berbeda ketika 1 tahun yang lalu mendapatkan zonk yang pertama. Ternyata hampir terasa biasa saja, hampir ya hampir belum sepenuhnya biasa saja. Tidak lagi se kaget yang pertama, tidak lagi se menyedihkan yang pertama, tidak lagi se gelap yang pertama, tidak lagi se menyakitkan yang pertama dan berbagai macam tidak lagi yang lainnya ~
Aku hanya mampu berharap dibalik semua rasa yang tertutupi yang memang tidak ingin ku buka, berharap sesuatu yang baik dari kado ini. Meski tak bisa dipungkiri, hatiku tidak se bersih hati seorang bayi. Aku masih bisa merasakan apa itu suudzon. Iya, aku suudzon pada saat mendapatkan kado ini, masih merasa ada maksud yang terselubung di balik segala bungkus kado luarnya. Tapi ah yasudahlah, lalu apa peduliku sekarang, toh aku juga tidak bisa membaca apa yang ada di dalam hati orang lain kan ? Maka cukup biarkan Allah dan orang itu sendiri yang tau :)
Tetapi aku bukan wonder women, jangan dikira aku sudah tidak punya perasaan. Dibalik semua rasa yang tertutup dengan rasa yang hampir terbiasa, masih ada sedikit goresan rasa “agak” kecewa, “agak” sedikit sedih dan “agak” sakit. Bukan karena apa-apa merasa seperti itu, tetapi ternyata apa yang pernah terucap tak lagi ditepati, ternyata masih saja ada yang namanya betrayal. Tetapi sungguh masih terselip rasa syukur, karena Allah menjagaku dari segala rasa yang jauh lebih menyakitkan yang mungkin terasa saat menghadapi ini. Seakan Allah telah mempersiapkan aku untuk menerima kado ini jauh sebelum hari ini, bahkan rasanya sudah sejak awal tahun 2014. Terima kasih karena telah membentangkan jarak untuk membiasakan diri. Terima kasih karena telah mempersiapkan hati ini menjadi lebih kuat dari sebelumnya. Terima kasih karena telah membiasakan diri untuk benar-benar menjadi mandiri dan terima kasih karena telah mulai mengetuk pintu hatiku untuk mengikuti jalanMu. Mungkin ini caraMu membawaku kembali ke jalan yang seharusnya, mungkin tanpa adanya kado ini, aku masih akan tetap berada di jalan yang tak seharusnya. Semoga saja setelah ini tidak ada lagi jalan lain untuk membelokkan arah jalan hidupku. Semoga nanti hanya akan ada kado terindah yang telah Engkau persiapkan untuk membawaku ke jalan surgaMu.
Dan terima kasih karena telah memberiku kesempatan untuk menepati janji pada diriku sendiri 3 tahun yang lalu, setidaknya aku berhasil memenuhi komitmen pada diriku sendiri :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar