Allah, boleh saya iri ? maaf jika seharusnya memang tidak boleh dilakukan, tetapi hati tidak bisa dibohongi. ada rasa iri yang terselip melihat mereka. iya, mereka yang masih setia untuk selalu ada menghadapi segala bentuk rintangan bersama-sama. saya iri terhadap mereka yang memutuskan untuk memulainya bersama dan masih tetap setia dengan janjinya untuk tidak saling meninggalkan di saat tersulit sekalipun. saya iri terhadap mereka yang merasakan jatuh bangun dari keterpurukan bersama-sama. saya iri terhadap mereka yang tidak berhenti memberikan dukungan satu sama lain saat salah satu terjatuh. saya iri terhadap mereka yang tidak berusaha mengkhianati janji yang diucapkannya sendiri. ah yaaa saya terlalu banyak iri.
maafkan lah Allah, sudah 1 minggu berlalu sekalipun, masih tersisa berbagai rasa yang berkecamuk dalam hati yang sekalipun sudah diungkapkan dalam bentuk apapun, masih tidak mengurangi besarnya rasa sakit dan kecewa yang diterima. bukan saya tidak yakin kalau saya bisa, tetapi menghilangkan segala bentuk memori yang ada di dalam pikiran itu yang tidak mudah. seandainya saja mantra obliviate dalam film Harry Potter benar-benar ada dan nyata untuk bisa digunakan, mungkin saya sudah menggunakannya untuk menarik segala bentuk memori yang tidak ingin saya ingat lagi.
saya hanya masih merasa sangat kecewa, entah harus kecewa pada siapa, mungkin pada diri saya sendiri. kenapa saya masih saja mengingat apa yang pernah terucap dulu, yang sudah berlalu sekian tahun lamanya ? kenapa saya juga harus percaya dengan ucapan manusia ? kenapa saya juga berusaha memenuhi apa yang pernah saya ucapkan, ketika akhirnya hanya menyakiti diri saya sendiri ketika saya tahu bahwa hanya saya yang mengusahakan itu seorang diri ? kenapa saya juga harus rela berkorban dengan menahan segala rasa sakit hati yang saya pendam sendiri demi permintaan yang selalu memakan hati sendiri ? saya sepertinya terlalu bodoh ya -_-
lalu sekarang saya diminta untuk menaruh percaya lagi setelah baru beberapa waktu yang lalu tembok kepercayaan itu sudah dihancurkannya sendiri ? haruskah ? jelas TIDAK. hanya orang bodoh yang mau percaya terhadap apa yang sudah pernah terbukti mengkhianati kepercayaan itu. sekalipun saya bisa membangun tembok kepercayaan itu kembali, semua tetap akan membutuhkan waktu, dan tidak akan menjadi sekokoh yang pertama.
entah sudah menghabiskan berapa banyak space tempat dalam hati sendiri hanya untuk merasakan kecewa, rasanya sangat menguras tenaga. bahkan menguras badan, karena rasanya hanya dalam seminggu saja sudah berhasil membuat celana terasa semakin kebesaran -_-
sungguh lelah rasanya, tetapi bagaimana caranya menghapus secara bersih memori yang ada ? bagaimana caranya menghapus perasaan kecewa yang rasanya sudah mendalam ini ? maaf, rasanya saya ditinggalkan saat memang sudah tidak dibutuhkan tanpa peduli saya sendiri masih membutuhkan atau tidak ~ belum lagi semua ini justru membuat saya menjadi pihak yang merasa dirugikan, menjadi seorang yang dinilai jahat oleh orang lain, menjadi pihak yang tersudutkan seakan saya yang menjadi tersangka, padahal saya yang menjadi korban.
manusia memang tempatnya lupa dan salah. manusia memang paling mudah bersilat lidah. manusia memang paling mudah mengobral janji disana sini. manusia memang paling mudah menyakiti sesamanya. manusia itu makhluk Tuhan yang paling perasa, tetapi juga yang paling mengandalkan logika. manusia itu tempat berkumpulnya segala macam dosa dan kesalahan.ah yaa manusia ....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar