-->

Senin, 28 Juli 2014

Ramadhan (1)

Melewati bulan ramadhan di Surabaya, sudah ku mulai sejak 3 tahun yang lalu, tahun 2011. Aku masih begitu ingat saat itu tanggal 1 ramadhan bertepatan jatuh pada tanggal 1 Agustus, dan di hari itulah aku memulai sebuah hidup yang baru. Melakukan prosesi pindahan dari rumah ke kos, belajar untuk hidup jauh dari orang tua dan dituntut untuk menjadi mandiri.

Ramadhan saat itu, begitu menyebalkan awalnya bagiku. Saat itu aku masih seorang maba – mahasiswa baru. Kondisi kos begitu sepi, hanya ada segelintir orang yang masih bertahan di kos entah untuk apa. Tapi yang pasti, aku benci harus berputar mencari makan untuk sahur saat itu.

Layaknya seorang maba pada umumnya, saat itu aku merasa homesick berat ! padahal hanya 15 hari totalnya aku berada di Surabaya saat itu.

Tapi sungguh Ramadhan saat itu, meski hanya 15 hari, aku merasakan sebuah kehangatan keluarga baru.

Selasa, 22 Juli 2014

Masih tetap kamu {}

Semenjak hari itu, 2 Juni 2014, rasanya hidupku berubah, berubah cukup drastis. Sejak hari itu bahkan aku baru menyadari ada banyak sisi dalam diriku sendiri yang aku bahkan tidak mengetahuinya selama ini.

Ternyata melewati masa galau itu sama sekali tidak mudah, melewati hari dengan segala bentuk gejolak hati yang terjadi, melawan segala macam rasa sedih yang hampir setiap saat setiap waktu hinggap tanpa peduli situasi dan kondisi, meredam segala macam rasa kecewa yang menyinggahi dan berbagai macam rasa lain yang tiada henti saling berkecamuk dalam hati.

Sejak hari itu, aku baru sadar bahwa aku terlalu rapuh. Selama ini aku selalu merasa baik-baik saja. Sungguh aku merasa aku yang paling bahagia karena memilikimu. Selama bersamamu, dalam kurun waktu 33 bulan lebih, jarang rasa galau datang menghampiri, meskipun pasti pernah merasakannya walau sesekali. Tetapi sungguh perjalananku bersamamu terasa begitu indah dan menyenangkan.

Sejak hari itu, aku baru sadar bahwa aku memang terlalu mencintaimu dan baru kali ini aku merasakan jatuh cinta yang terlalu dalam seperti ini. Aku merasakan rasa nyaman yang luar biasa selama ini. Aku mendapatkan kasih sayang yang tidak pernah kurang darimu. Dan aku rasanya mendapatkan segalanya darimu.

Minggu, 20 Juli 2014

Pe Ha Pe ~

Pernah dengar namanya php ? bukan php bahasa pemrograman web yang dibahas disini. Ini bukan tulisan yang akan membahas sesuatu yang berhubungan dengan hal semacam itu. Php yang saya maksudkan disini adalah pemberi harapan palsu.

Iya, saya ingin meluapkan sesuatu, meluapkan rasa yang menumpuk di dalam hati, sesuatu yang berhubungan dengan php. Entah saya yang sedang dalam kondisi sensitif atau bagaimana, silakan di asumsikan sendiri.

Tapi jujur, kalau mau dibilang jengkel, iya sangat. Awal bulan lalu, ada pengumuman yang mengutarakan bahwa mulai besok, tanggal 21 Juli akan ada sidang TPPA. Awalnya, saya biasa saja, meskipun itu memang sudah h-7 hari raya. Ambil positifnya saja mulanya, mungkin dengan menjalani sidang sebelum hari raya, akan sedikit lebih meringankan beban dengan tidak terus kepikiran sidang di hari raya. Segala persiapan sudah mulai dilakukan jauh-jauh hari. Mulai dari lembur proposal, lari kesana sini demi bimbingan, perjuangan meminta tanda tangan pembimbing, revisi proposal berkali-kali hingga pada akhirnya merasakan printer harus rusak di saat genting seperti itu. Dan semua itu dilakukan di tengah menjalani ibadah puasa ramadhan.

Rabu, 16 Juli 2014

Cinta dan Benci

sakit hati ? setiap orang pernah jatuh dan merasakan bagaimana sakitnya dan merasakan betapa sulitnya untuk menyembuhkannya.


terkadang sakit hati itu meninggalkan bekas luka yang berubah menjadi sebuah kebencian, lalu bergeser menjadi rasa ingin balas dendam untuk membuat orang yang telah menyebabkan sakit hati itu merasakan apa yang kita rasakan

itu wajar, normal. karena saat ini aku pun sedang berada di fase itu. sakitnya memang sudah tidak terlalu terasa dan tidak lagi menjadi bagian dari beban pikiran karena memang saat ini ada hal lain yang jauh jauh dan jauuuhhhh lebih perlu untuk dipikirkan.

Tak Akan Menyerah

Ternyata mengobati hati yang pernah terluka itu bukan perkara mudah. 1 bulan lebih berlalu, nyata nya bekas luka itu masih cukup jelas bersisa dalam hati. Ternyata selama ini aku hanya sekedar menyisihkannya, mencoba untuk menyingkirkan luka itu, mengabaikannya seolah sudah musnah. Tetapi kenyataannya, luka itu masih sesekali hadir, bahkan ada yang dengan teganya mencoba membukanya kembali, entah secara sengaja maupun tidak.

Ternyata hatiku belum sepenuhnya kuat, meskipun aku sudah mulai sedikit mampu untuk menerima kenyataan jika ada yang harus membahasnya dalam bentuk candaan. Tetapi potongan hati yang sempat hancur itu belum sepenuhnya kembali utuh. Ada beberapa bagian yang masih hilang.

Aku hanya harus terus bertahan, menyingkirkannya pelan-pelan hingga akhirnya benar-benar lenyap dan hati ini kembali menjadi utuh lagi. Aku hanya harus terus menguatkan diriku sendiri, meyakinkan diri sendiri bahwa aku mampu, aku bisa.

Selasa, 08 Juli 2014

cerita dibalik Ramadhan

tahun 2014, ini sudah jadi tahun yang ke 4 bagiku untuk melewati bulan Ramadhan di perantauan (lagi). sudah bukan hal yang aneh jika harus menghabiskan waktu sahur dan berbuka sendirian, tanpa ada orang tua. bukan hal yang aneh pula jika harus pergi ke masjid untuk sholat taraweh juga sendirian.

meskipun ini sudah menjadi kali ke empat, tetap saja ada yang berbeda di tahun ini. entah aku baru saja menyadarinya atau bagaimana, tetapi ini kali pertama aku mengikuti sholat taraweh berjamaah di masjid, dan hampir setiap harinya mendapatkan tempat di shaf paling depan. 3x Ramadhan sebelumnya, aku selalu saja merasa cukup puas berada di barisan shaf diluar masjid, lebih tepatnya di halaman masjid karena yaaa aku pikir di bagian dalam sudah penuh.

ternyata, baru tahun ini aku sadar bahwa pikiranku keliru karena sesungguhnya selama ini shaf di dalam masjid itu masih begitu banyak tersisa, karena orang-orang lebih mendahulukan untuk mengisi shaf di halaman masjid meskipun mereka tahu bahwa di bagian dalam masih ada tempat.

Minggu, 06 Juli 2014

Syukur ~

Manusia memang makhluk Tuhan yang akan selalu saja merasa kurang sekalipun sudah mendapatkan segala hal yang diinginkannya. Manusia memang makhluk Tuhan yang diciptakan dengan segala kodratnya yang akan selalu menuntut untuk mendapatkan suatu hal yang lebih dan lebih lagi.

Terkadang, manusia tidak mampu disadarkan hanya dengan kata-kata untuk membuat mereka sadar bahwa mereka telah mendapatkan hal-hal baik di hidupnya dan menghentikan mereka mengeluh atas apa yang terjadi di dalam hidupnya.

Iya, begitulah daur hidup seorang manusia. Selalu saja diselingi rasa kurang bersyukur, hingga terkadang Tuhan memberikan cambuk yang luar biasa untuk manusia-manusia seperti itu dengan membuat mereka merasakan kehilangan atas apa yang telah dimilikinya lalu membiarkan rasa sesal menyesaki dada mereka.

Terkadang hanya dengan cara itu, manusia akan sadar betapa berharganya apa yang telah mereka miliki selama ini, betapa kurang bersyukurnya mereka atas apa yang telah di anugerahkan Tuhan kepadanya hingga selalu menuntut untuk mendapatkan sesuatu yang lebih.